Seringkali saat ini kita
dibingungkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aurat wanita.
Semakin terbukanya dunia informasi, social media dan produk smartphone, makin
sering kita lihat saudari-saudari kita yang menampilkan dirinya, nama kerennya
saat ini mengekspresikan diri.
Padahal tanpa mereka sadari
bahwa mereka telah mengumbar aurat dan nilai-nilai kesombongan. Perlahan dan
pasti kita akan membenarkan atau menganggap lumrah hal-hal yang seharusnya kita
hindari. Dan akhirnya kita membiarkan saudari-saudari kita masuk kedalam fitnah
yang mereka perbuat sendiri.
Sebelum mengambil kesimpulan,
boleh tidaknya kita mengekspresikan diri meskipun kita sudah tutup semua aurat
kita. Lebih baik kita lihat beberapa referensi dari Al Qur’an dan hadist
berikut.
Apakah dan Manakah Aurat
ياأْيّهاالنّبي ّقل لأزْواجك وبناتك ونساءالمؤْمنين يدْنين من جلابيبهن ّذلك أدنىأن يعْرفْن فلا يؤْذيْن وكان الله غفورا رحيما
[59:
الأحزاب]
“Wahai Nabi,
suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan
yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya
(semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal
(sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan
(ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (Al Ahzaab:59)
Bila dilihat dari penjelasan di atas bahwa
sudah jelas aurat wanita adalah seluruh tubuhnya, namun coba kita lihat
penjelasan-penjelasan ulama berdasarkan mazhab (perbedaan) :
1 Mazhab Syafi’i
Aurat wanita merdeka di hadapan lelaki
ajnabi (bukan mahrom) ialah
seluruh tubuh badan tanpa kecuali
2 Mazhab Hambali
Semua anggota wanita adalah aurat tanpa kecuali kepada lelaki ajnabi
Semua anggota tubuh wanita bagi lelaki ajnabi
adalah aurat kecuali muka dan dua tapak tangan hingga ke pergelangan tangan dan
dua tapak kaki
4 Mazhab Maliki
Aurat wanita merdeka di hadapan lelaki adalah seluruh tubuh kecuali muka dan dua tapak tangan
Bahkan untuk sesama jenispun tidak
diperkenankan melihat aurat sesama jenisnya, seperti sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam sebagai berikut :
عنِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
((لَا يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ، وَلَا الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ، وَلَا يُفْضِي الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ، وَلَا تُفْضِي الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِي الثَّوْبِ الْوَاحِدِ)) [صحيح مسلم]
“Seorang lelaki tidak boleh melihat aurat lelaki lain, demikian juga wanita
tidak boleh melihat aurat wanita yang lain. Tidak boleh dua orang lelaki berada
(tidur) dalam satu selimut demikian juga dengan wanita dilarang berbuat
demikian.” [HR Muslim]
Hukum Wanita Keluar Rumah
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى [الأحزاب: 33]
“Dan hendaklah kamu (wanita) tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah
yang dahulu”. [Al-Ahzab: 33]
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ [الأحزاب: 53]
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri
Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih Suci
bagi hatimu dan hati mereka.” [Al-Ahzaab:53]
Bila dilihat dari kedua ayat
di atas, bahwa sebaik-baiknya tempat bagi wanita adalah di rumahnya. Dan
bilamana ada tamu atau laki-laki lain yang bukan mahram tidak seharusnya
ditemui secara langsung, tapi temui mereka dibalik tabir (dinding/pintu) karena
hal ini akan menjaga hati kita dari fitnah. Pada QS Al Ahzaab ayat 53, berbicara
tentang istri Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam yang notabene hati mereka lebih baik dari hati wanita sekarang,
oleh karena itu, muslimah zaman
sekarang seharusnya lebih menutup diri dalam muamalah dengan lawan jenis karena
hati mereka lebih mudah untuk terkena fitnah dan supaya mereka tidak membikin
lawan jenis terfitnah.
Jadi sudah sangat
jelas, bahwa sebaik-baiknya wanita muslim adalah menjaga kehormatannya dengan
tidak menampakkan dirinya kesiapapun yang bukan mahromnya.
Perhatikan juga hadist
dibawah ini :
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan
wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang
dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
[HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad.]
[HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad.]
Meski seorang wanita menutup seluruh badan
kecuali wajah dan telapak tangannya, kemudian dia jalan diantara
laki-laki, tidak bisa menjamin selamatnya orang yang melihatnya dari fitnah, sebab wajah wanita memiliki daya
tarik yang sangat kuat terhadap laki-laki. Sehingga
meski seluruh badannya tertutup dengan baik akan tetapi jika wajahnya dibuka, maka
itu bisa menimbulkan fitnah di hati orang yang memandangnya.
Coba bayangkan
seandainya dia memasang foto dirinya di social media dan personal picture di produk smartphone, dimana para
lelaki bisa melihatnya lama-lama tanpa merasa malu, sebab tidak ada orang yang
tahu. Dan hal tersebut bisa mendatangkan berbagai fitnah baik bagi pria maupun wanita.
Bahkan untuk
sholatpun, sebaik-baiknya tempat sholat seorang wanita adalah di rumahnya.
Seperti kisah berikut :
Ummu Humaid
istri Abu Humaid As-Sa’idy mendatangi Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam dan berkata: Ya Rasulullah sesungguhnya aku suka jika salat
bersamamu. Rasulullah sallallahu
‘alaihi wasallam menjawab :
قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلَاةَ مَعِي، وَصَلَاتُكِ فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ خَيْرٌ مِنْ صَلَاتِكِ فِي دَارِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ، وَصَلَاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلَاتِكِ فِي مَسْجِدِي
“Aku sudah tau
kalau engkau suka salat bersamaku, akan tetapi salat di kamarmu lebih baik dari
pada di luar kamar, dan di luar kamar lebih baik daripada di luar rumah, dan di
luar rumah lebih baik daripada di mesjid kaummu, dan di mesjid kaummu lebih
baik daripada di mesjidku.” [Musnad Ahmad : Hadits hasan]
Betapa Islam sangat
melindungi, menghargai dan menghormati wanita, Islam juga sangat menghormati
seorang ibu. Dimana juga disebutkan dalam sebuah hadist yang terpisah, seorang
ibu kita hormati sampai 3 kali dan hanya sekali bagi ayah.
Dari beberapa ayat Al
Qur’an dan Hadist diatas, kita sebagai manusia yang dibekali oleh akal, maka
kita bisa mengambil sebuah kesimpulan apa yang seharusnya kita lakukan. Memang tidak
ada hadistnya untuk yang melarang kita untuk memasang foto kita di media social
atau smartphone kita, sebab pada jaman Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam belum ada.
Apakah disini kita
bisa sama-sama sepakat bahwa memasang foto diri (terutama wanita) di social
media atau personal picture di smartphone atau media apapun yang bisa dilihat
siapapun yang bukan mahrom kita, adalah tidak baik dan tidak boleh dilakukan.
Sebab untuk menjaga diri atas segala fitnah yang akan ditimbulkan karenanya.
Tahukah kita atau
terpikirkankah oleh kita bahwa
- Semakin banyak pandangan lelaki/wanita yang tergiur oleh kita (kecantikan/ketampanan, keindahan tubuh, kekayaan dan tampil menggoda) semakin bertumpuk pula dosa-dosa kita
- Semakin lelaki/wanita menghayalkan kita dan semakin berhasrat dengan kita maka semakin bertumpuk pula dosa-dosa kita
- Janganlah kita menyangka senyuman yang kita tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak..!!! Bisa jadi senyuman kita sekejap menjadi bahan lamunan seorang yang tidak halal bagi kita selama berhari-hari, apalagi keelokan wajah/tubuh kita
- Untuk wanita ;
a. Jika menjaga kecantikannya dan kemolekan tubuhnya hanya
untuk suaminya, maka kelak
akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah
b. Akan
tetapi jika kecantikan dan kemolekan dinikmati
oleh orang selain mahromnya, maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan
lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat dan di akhirat kelak bisa jadi
berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam
Semoga pengetahuan ini
membawa manfaat bagi kita semua, bilamana ada bagian dari tulisan ini ada yang
salah mohon maaf dan koreksinya. Sebab saya juga masih belajar dan saya adalah
tempatnya segala kekurangan dan kesalahan, yang maha benar dan maha sempurna
hanya milik Allah SWT.